Jumat, 29 Oktober 2010

Seorang pria misterius yang dipercaya mengetahui segalanya dan tidak pernah mati [Oknum Misterius] Count St. Germain yang misterius

Di tengah-tengah berkembangnya filsafat dan seni di Eropa pada tahun 1700an, muncul seorang pria misterius yang dipercaya mengetahui segalanya dan tidak pernah mati.

Pria tersebut adalah Comte de saint Germain atau Count St.Germain. Banyak legenda yang tercipta di sekeliling kehidupannya. Ada yang percaya kalau ia adalah manusia abadi yang telah berusia 2.000 tahun dan bahkan mengenal Yesus secara pribadi. Ada yang mengatakan kalau ia adalah reinkarnasi dari orang-orang besar seperti Plato atau Hesiod. Ada lagi yang percaya kalau ia adalah orang yang sama dengan Merlin, sang penyihir penasehat raja Arthur, dan banyak lagi.


Hanya sedikit yang bisa diketahui dari kehidupan St.Germain. Sebagian orang menyebutnya sebagai keturunan Yahudi Alsatian, Yahudi Portugis atau bahkan keturunan raja Portugis. Ia fasih dalam berbagai profesi yang dijalaninya: petualang, penemu, herbalis, alkemis, pianis, pemain biola dan komposer.

Ia memiliki banyak permata dan emas yang dibawanya kemana-mana. Dalam satu kesempatan, ia mengatakan kalau ia memiliki kemampuan untuk mengubah logam dasar menjadi emas dan mampu mengubah beberapa permata kecil menjadi satu permata yang lebih besar. Bukan hanya itu, ia bahkan juga mengklaim mampu mengubah batu biasa menjadi berlian.

Figurnya yang misterius membuatnya mendapatkan tempat yang begitu mulia di kalangan para penganut okultisme seperti Teosofi yang menjulukinya Master Rakoczi atau Master R yang merupakan salah satu dari para Master kebijakan kuno yang hidup abadi dan dipercaya memiliki kekuatan seperti dewa.

Ia pertama kali muncul ke publik pada tahun 1743 di London dan kemudian di Edinburgh pada tahun 1745 dimana kemudian ia ditangkap karena diduga sebagai mata-mata. Tidak ada satu orangpun yang mengetahui asal-usul atau keberadaannya sebelum tahun 1743. Ini membuat spekulasi mengenai identitasnya terus berkembang.

Horace Walpole, seorang penulis Inggris kenamaan yang kemudian menjadi temannya, menyinggungnya dalam sebuah surat yang ditulis pada tahun 1745:
"Pada hari itu, mereka menangkap seorang pria aneh bernama Count St.Germain. Ia sudah ada di kota itu selama dua tahun dan ia menolak untuk mengatakan siapa dia sebenarnya dan darimana dia berasal. Namun, ia mengakui kalau nama itu bukan nama aslinya. Ia juga bisa menyanyi dan bermain biola dengan sangat baik."
Ketika diadili, pengadilan tidak bisa menemukan bukti kalau ia adalah seorang mata-mata sehingga ia dilepaskan. Segera setelah itu, ia mendapatkan reputasi sebagai pemain biola yang hebat yang menjalani kehidupan seperti pertapa yang selibat (Tidak menikah).

Pada tahun 1746, ia menghilang dari publik begitu saja.
Count St.Germain - lukisan tahun 1745


12 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1758, ia muncul kembali di Versailles, Perancis. Pada tahun-tahun itu, ia berhasil masuk ke lingkungan istana dan menjadi teman dekat raja Louis XV. Ia juga sering memberikan nasihat mengenai pola makan yang sehat dan kadang memberikan ramuan awet muda kepada keluarga kerajaan. Konon ia mendapatkan pengaruhnya di hadapan raja Louis XV karena pernah mengubah beberapa batu permata kecil menjadi satu permata besar yang kemudian membuat nilainya bertambah.

Kepada beberapa orang yang mengenalnya, ia mengaku telah berusia ratusan tahun walaupun secara fisik ia masih terlihat seperti seorang pria berusia 40 tahun. Di Perancis, juga terungkap kalau ia menguasai banyak bahasa dan memiliki pengetahuan yang sangat luas mengenai sejarah. Pengaruh yang diciptakannya di Perancis cukup besar sehingga filsuf besar Voltaire pernah mengatakan kalau Count St.Germain adalah "pria yang tahu segalanya dan tidak pernah mati."

Tahun 1760, ia meninggalkan Perancis menuju Inggris karena salah seorang pejabat kerajaan Perancis bernama Duke of Choiseul yang iri melihat kedekatannya dengan raja memerintahkan penangkapannya dengan tuduhan penipuan.

Dalam perjalanannya menuju Inggris, ia melewati Rusia dan berdiam sementara di St.Petersburg. Kebetulan, pada saat yang sama, militer Rusia melakukan kudeta terhadap raja dan menempatkan Catherine the Great sebagai ratu. Ini membuat banyak orang percaya kalau St.Germain sebenarnya memiliki andil dalam peristiwa itu.

Tahun berikutnya, ia muncul di Belgia, membeli sebidang tanah dan hidup dengan nama alias "Surmont". Kemudian, ia menawarkan metode pewarnaan kain dan ramuan minyaknya kepada pihak kerajaan. Dalam proses penawaran ini, ia bertemu dengan salah seorang menteri Belgia bernama Karl Cobenz.

Kepada Cobenz, Count mengungkapkan kalau ia adalah seorang keturunan raja. Belakangan, Cobenz mengaku kalau ia telah melihat count mengubah segumpal logam menjadi emas. Ini cukup menarik karena seorang menteri kerajaan tidak biasa mengucapkan sesuatu yang bohong.

Cassanova yang termashyur juga pernah melihat Count mengubah logam menjadi emas. Suatu hari, ia mengunjungi laboratorium Count dan memberikannya sebuah koin logam biasa. Tidak lama kemudian, ia melihat koin logam itu telah berubah menjadi emas.

Sekarang, orang mulai mengenalnya sebagai seorang alkemis yang juga keturunan raja. Namun, segala sesuatu mengenai pria ini masih kabur dan misterius.

Lalu, ia menghilang kembali selama 11 tahun.

Tahun 1774, ia muncul kembali di Bavaria dengan menggunakan gelar Count of Tsarogy. Di sini ia berjumpa dengan salah satu bangsawan Bavaria bernama Freherr Reinhard Gemmingen.

Dua tahun kemudian ia muncul di Jerman dan menyebut dirinya sebagai Count Welldone dan sekali lagi menawarkan resep-resep kosmetik, anggur, minuman, pengobatan tulang, kertas dan gading kepada kerajaan.

Di hadapan raja Frederick, ia mengaku sebagai anggota Freemasonry dan mengaku memiliki kemampuan mengubah logam menjadi emas. Ia diberi tempat tinggal di kediaman pangeran Karl yang juga anggota Freemasonry dan di tempat itu ia mempelajari obat-obatan herbal untuk diberikan kepada orang-orang miskin. Ia tinggal di tempat ini hingga tahun yang secara resmi dianggap sebagai tahun kematiannya.

Walaupun telah dikenal di banyak kalangan, kehidupan Count masih diselubungi oleh misteri.

Pernah suatu hari, Count berkata kepada sekumpulan teman-temannya: "Siapa di antara kalian yang pernah melihat saya makan?"

Tidak ada satupun yang mengangkat tangan. Mereka memang sering melihat Count duduk di meja makan bersama teman-temannya, namun mereka mengakui kalau Count tidak pernah menyentuh makanan yang tersaji.

Orang-orang disekelilingnya menjadi semakin yakin kalau Count telah menemukan rahasia Elixir of Life. Kepada mereka, Count juga sering mengatakan kalau ia telah berumur ratusan tahun dan pernah tinggal di masa Kaldea kuno dan mengetahui rahasia para master dari Mesir.

Dalam kesempatan yang lain, Count sedang duduk di sebuah meja bersama teman-temannya sambil menceritakan sejarah dunia ratusan tahun yang lampau. Untuk sesaat, ia terdiam, lalu menoleh kepada pelayannya sambil bertanya: "Adakah yang saya lewatkan?"

Tanpa diduga, pelayan itu berkata: "Tuan, anda lupa kalau saya baru tinggal bersama anda selama 500 tahun sehingga saya tidak hadir pada saat peristiwa itu. Mungkin pendahulu saya yang mengetahuinya."

Setelah bertahun-tahun menjalani kehidupan yang luar biasa di Jerman, sebuah kejadian tak terduga terjadi pada tahun 1784.

Pada tanggal 27 Februari 1784, Count St.Germain sedang berada di kastilnya di Eckenform ketika ia disebut menderita pneumonia dan meninggal dunia. Kematiannya disaksikan secara langsung oleh dokter yang merawatnya.

Reputasinya yang dikenal sebagai seorang alkemis membuat banyak orang menyangsikan kalau Count sudah meninggal karena di Eckenform sendiri tidak pernah ditemukan satupun batu nisan bertuliskan namanya.

Mungkin ada benarnya juga kalau tahun itu count belum meninggal karena ada sebuah dokumen resmi Freemasonry yang menyebutkan kalau pada tahun 1785, Freemasonry cabang Perancis telah memilih dia sebagai perwakilan mereka di sebuah konvensi yang diadakan pada tahun itu bersama dengan Mesmer, Saint-Martin dan Cagliostro (yang juga dipercaya sebagai alkemis dan hidup abadi).

                                                     Count St.Germain - Lukisan tahun 1784

Tidak sampai disitu, pada tahun 1789, St.Germain disebut muncul di istana Rusia dan disambut sang ratu sendiri. Lalu pada tahun 1789, 5 tahun setelah kematiannya, Comtesse d'Adhemar mengaku berjumpa dengannya dan mengalami percakapan yang cukup panjang di Gereja Recollets.

Pada Comtesse, ia memberikan ramalannya kalau ratu Marie Antoinette akan tewas dengan mengenaskan dan keluarga kerajaan akan hancur berantakan. Setelah itu berkata kalau ia akan pergi ke Swedia untuk menyelidiki raja Gustavius III dan mencoba untuk mencegah terjadinya sebuah kejahatan besar.

Menurut Sang Comtesse, wajah dan penampilan St.Germain terlihat seperti seorang yang baru berusia 30 tahun lebih.

Lalu, pada tahun 1790, Franz Graeffer, seorang temannya yang berkebangsaan Austria mengaku menerima sebuah surat dari Count yang berbunyi:
"Besok malam, aku akan pergi lagi. Aku dibutuhkan di Konstantinopel, lalu aku akan ke Inggris untuk mempersiapkan dua penemuan yang akan kalian miliki di abad berikutnya, yaitu kereta api dan kapal uap. Pada akhir abad ini, aku akan menghilang dari Eropa dan pergi menyepi ke Himalaya. Aku akan berisitirahat, aku harus beristirahat."
Tidak ada yang tahu pasti kemana ia pergi pada tahun berikutnya. Kemunculannya yang berikutnya diketahui dari catatan Comtesse d'Adhemar yang sebelumnya telah berjumpa dengannya pada tahun 1789.

Pada tahun 1821, Comtesse d'Adhemar menulis:
"Setiap kali aku melihatnya, aku selalu takjub. Aku berjumpa dengannya ketika ratu dibunuh pada tanggal 18 di Brumaire dan aku kembali berjumpa dengannya satu hari setelah kematian duke of d'Enghien pada Januari 1815 dan juga sekali lagi pada malam kematian Duke de Berry."

Pada tahun 1821 itu, Mademoiselle de Genlis juga mengaku berjumpa dengan St.Germain selama negosiasi di Winna. Kesaksian ini diteguhkan oleh Comte de Chalons.

Apakah benar St.Germain masih hidup pada tahun itu?

Banyak orang yang mempercayai hal itu.

Pada tahun setelah tahun 1821, seorang penulis Inggris bernama Albert Vandam mengatakan kalau ia pernah berjumpa dengan seorang pria misterius yang mirip dengan Comte de Saint Germain.
"Ia menyebut dirinya Mayor Fraser. Ia hidup sendiri dan kaya raya. Ia juga memiliki pengetahuan luas mengenai Eropa dan dalam beberapa kesempatan, ia berkata kalau ia mengenal Nero dan telah berbicara dengan Dante."
Sama seperti St.Germain, Mayor Fraser juga terlihat seperti seorang pria berusia 40 tahun dan menghilang begitu saja pada tahun-tahun berikutnya. Menariknya, pada tahun 1820, seseorang bernama Mayor Fraser menerbitkan sebuah buku yang menceritakan mengenai perjalanannya ke Himalaya dimana ia berhasil mencapai Gangotri, yaitu sumber paling suci dari sungai Ganga dan mandi di sana. Ini sesuai dengan surat Count yang ditulis untuk sahabatnya. Jadi, banyak yang percaya kalau Mayor Fraser sesungguhnya adalah Count sendiri.

Pada tahun 1835, Count disebut muncul lagi di Paris, lalu di Milan tahun 1867 dan di Mesir pada tahun-tahun berikutnya. Napoleon bahkan disebut pernah bertemu dengan dirinya dan masih menyimpan catatan mengenainya.

Setelah itu, salah seorang pemimpin Teosofi bernama Annie Besant mengklaim kalau ia bertemu St.Germain pada tahun 1896 dimana sang guru mengajarkan kepadanya berbagai hikmat.

Anggota Teosofi lainnya bernama CW.Leadbeater juga mengklaim bertemu dengan St.Germain di Roma tahun 1926. Leadbeater mengatakan kalau saat itu, St Germain menunjukkan kepadanya sebuah jubah yang pernah dipakai salah seorang kaisar romawi.

Anggota Teosofi lainnya bernama Guy ballard juga mengaku pernah berjumpa dengan Count. Namun, kesaksiannya kali ini sedikit berbeda karena Ballard mengklaim kalau Count memperkenalkannya dengan para pengunjung dari Venus. Ballard bahkan menulis sebuah buku mengenai hal ini.

Jika melihat dari kehidupannya, maka sebenarnya tidak ada yang aneh dari Count St.Germain. Ia mungkin memang keturunan raja yang memiliki banyak keahlian, suka menghilang selama beberapa tahun dan memiliki kharisma yang luar biasa. Satu-satunya misteri yang ada padanya hanyalah rumor yang menyebutkan kalau ia adalah seorang alkemis yang mampu mengobah logam dasar menjadi emas (Philosopher's Stone) dan telah menemukan rahasia umur panjang (elixir of life).

Annie Besant pernah mengadakan penyelidikan mengenainya dan ia percaya kalau St.Germain adalah anak dari pangeran Transylvania bernama Francis Racoczi yang diasingkan oleh kerajaan. Pendapat ini dikonfirmasikan oleh fakta kalau salah satu dari anak-anak pangeran Racoczi yang dibesarkan oleh pihak keluarga kerajaan Austria pergi meninggalkan kerajaan Austria. Penulis lain bernama Raymond Bernard percaya kalau Count sebenarnya adalah Francis Bacon yang juga dipercayainya sebagai tokoh yang menulis dengan menggunakan nama Shakespeare.

Tapi, tetap saja tidak ada yang aneh dengan hal itu.

Beberapa peneliti yang skeptis percaya kalau legenda Count terlalu dibesar-besarkan. Rumor-rumor mengenai kehebatannya bisa saja tersebar akibat isu yang dihembuskan banyak orang yang mengenalnya.

Misalnya, tidak berapa lama setelah tahun kematiannya, seorang komedian Inggris bernama Milord Gower mulai menirukan karakter Count dalam aksi panggungnya. Tidak bisa disangkal kalau ia lebih menekankan pada sisi satir dibanding fakta, misalnya dengan mengatakan kalau Count adalah seorang alkemis yang hidup abadi dan bahkan mengenal Yesus.

Rumor seperti ini mungkin telah menyebabkan pengkultusan terhadap pribadi Count. Pengkultusan ini kemudian dinyalakan kembali oleh kaum esoterik yang anggota-anggotanya menulis banyak buku mengenai pria ini. Namun, sama seperti tokoh misterius lainnya di dalam sejarah, kita mungkin tidak akan pernah bisa memastikan identitasnya, entahkah ia seorang penipu, mata-mata, pesulap atau benar-benar seorang alkemis yang telah menemukan rahasia Elixir of Life.


Thursday, April 8, 2010
Fulcanelli - Alchemist yang misterius
"Salah satu kisah paling aneh yang pernah muncul dari awan misteri yang menyelimuti ilmu kuno alchemy adalah kisah yang menyangkut master modernnya, Fulcanelli"

---Kenneth Johnson, 1992---


Alchemy adalah sebuah ilmu pengetahuan kuno yang berfokus pada usaha untuk mengubah logam dasar menjadi emas (transmutasi), penelitian mengenai Elixir of Life (ramuan hidup abadi) dan pencapaian hikmat tingkat tinggi. Praktek ini telah dilakukan oleh penduduk masa purba, mulai dari Mesir, India, Mesopotamia, Eropa hingga Cina dan Jepang.


Salah satu aspek yang terpenting dari ilmu Alchemy adalah Philospher's Stone, sebuah substansi yang dipercaya mampu mengubah logam dasar menjadi emas. Substansi ini telah dicari oleh para alchemist selama ribuan tahun tanpa hasil.

Selama ini, Alchemy masih digolongkan kedalam Pseudo Science karena dianggap tidak mengikuti kaidah sains yang baku dan tidak ada bukti ilmiah yang dihasilkan. Bahkan Isaac Newton yang pernah menulis beberapa bahasan soal alchemy juga tidak berhasil memecahkan misteri Philospher's Stone atau Elixir of Life. Tentu saja, ini membuat ilmu alchemy tergantung-gantung diantara fiksi dan realita.

Namun, pada awal abad ke-20, di Paris, beredar sebuah rumor kalau di kota itu tinggal seorang alchemist yang hidup secara rahasia dan telah berhasil memecahkan rahasia kuno transmutasi, dengan kata lain, rahasia Philosopher's Stone sendiri. Alchemist ini dikenal dengan nama Fulcanelli.

Fulcanelli Muncul
Rumor ini berasal dari Eugene Leon Canseliet (1899-1982) dan sahabatnya Jean-Julien Champagne (1877-1932) yang mengaku sebagai murid langsung dari Fulcanelli. Kedua orang ini juga pendiri dari kelompok esoterik rahasia Perancis bernama Les Freres d'Heliopolis atau The Brotherhood of Heliopolis.
Eugene Canseliet

Jean-Julien Champagne

Fulcanelli yang berarti "The Fire of the Sun" disebut sebagai master yang memimpin kelompok kecil tersebut.

Menurut Canseliet, Fulcanelli adalah seorang pria yang sudah berumur, kaya raya dan memiliki pengetahuan yang luar biasa dalam seni, arsitektur dan bahasa. Ia juga disebut sebagai alchemist sejati yang telah memperoleh pengetahuan mengenai rahasia Philosopher's Stone. Namun, identitas pria misterius ini masih dirahasiakan dari anggota perkumpulan lainnya. Hanya Canseliet dan Champagne yang pernah bertemu muka dengannya.

Para anggota yang tidak pernah berjumpa dengan master alchemist ini mulai meragukan keberadaannya, sampai suatu hari, sebuah buku misterius muncul.

Buku itu muncul di Paris pada tahun 1926 dengan judul "Le Mystere des Cathedrales" atau 'The Mystery of Cathedrals" dan hanya dicetak sebanyak 300 eksemplar.

Konon, siapa saja yang membaca buku itu dengan cara yang tepat akan mengetahui rahasia transmutasi seperti mengubah timah menjadi emas. Nama pengarang yang tercantum di sampul depan buku itu hanya satu kata, Fulcanelli.

36 Ilustrasi pada buku itu dibuat oleh Jean Julien Champagne dan kata pengantarnya ditulis oleh Eugene Canseliet. Canseliet mengaku telah mengatur penerbitan buku itu atas permintaan pribadi dari Fulcanelli.

Dengan terbitnya buku ini, keraguan akan keberadaan tokoh misterius itu sirna karena buku itu mengandung tingkat intelektualitas yang luar biasa.

Buku ini berisi topik mengenai interpretasi simbol pada berbagai katedral Gothic dan bangunan lain di Eropa. Menurut isi buku ini, bangunan-bangunan Gothic tersebut menyembunyikan instruksi alchemy dalam simbol-simbol yang terukir di bangunan itu.

Walaupun topik ini sudah pernah disinggung oleh banyak penulis sebelumnya, namun tidak pernah ada orang yang menulis dengan cara yang begitu jelas dan spesifik. Dengan demikian Fulcanelli mulai menjadi pusat perhatian di kalangan para alchemist dan okultis di paris.

Pada tahun 1930, buku kedua kembali muncul. Judulnya "Les Demeures Philosophales" atau 'The Dwellings of the Philosophers". Sekali lagi, Canseliet menulis kata pengantarnya dan Champagne membuat ilustrasinya.

Canseliet mengaku kalau Fulcanelli sebenarnya juga telah membuat buku ketiga yang berjudul "Finis Gloria Mundi" atau "The End of Worldly Glory". Namun, entah mengapa, Fulcanelli memerintahkan untuk menghancurkan naskahnya sebelum diterbitkan.

Menurut Canseliet, Fulcanelli pernah memberikan kepadanya sejumlah bubuk alchemy yang disebut "powder of projection" pada tahun 1922. Dengan bubuk ini, Fulcanelli mengijinkan Canseliet mengubah empat ons timah menjadi emas.

Transmutasi
Kesaksian Canseliet mengenai kemampuan Fulcanelli mengubah logam menjadi emas diteguhkan oleh Albertus Spagyricus.

Dalam bukunya yang berjudul "The Alchemist of the Rocky Mountains", ia mengatakan kalau Fulcanelli pernah mengubah setengah pon timah menjadi emas dan mengubah empat ons perak menjadi uranium di tahun 1937.

Peristiwa transmutasi ini terjadi di Castel de Lere, dekat Borges dan disebut-sebut disaksikan oleh Pierre de Lesseps bersama dua ahli fisika, seorang ahli kimia dan seorang ahli geologi.

Albertus berkata:
"Ketika Fulcanelli menambahkan substansi tak dikenal kedalam setengah pon timah cair, timah itu berubah menjadi emas dengan berat yang sama. Fulcanelli melakukan hal yang sama dengan perak yang kemudian segera berubah menjadi Uranium. Ketika ditanya nama substansinya, ia hanya mengatakan kalau substansi itu berasal dari Ferrous Pyrite."
Tentu saja, jika peristiwa ini benar terjadi, maka tidak diragukan lagi, Fulcanelli mungkin adalah satu-satunya alchemist abad 20 yang berhasil melakukan transmutasi.

Selain kemampuannya melakukan transmutasi, Fulcanelli juga dipercaya memiliki pengetahuan yang jauh lebih maju dibanding jamannya. Kesaksian mengenai ini datang dari seorang ahli kimia yang juga jurnalis bernama Jacques Bergier.

Pertemuan dengan Jacques Bergier
Pada Juni 1937, Bergier mengaku pernah didatangi oleh seorang pria misterius yang memintanya untuk menyampaikan pesan kepada ilmuwan fisika Andre Helboner. Pria misterius itu berkata kalau ia merasa berkewajiban memperingatkan mereka akan bahaya yang bisa ditimbulkan dari usaha memanipulasi energi nuklir. Saat itu, bom atom belum tercipta. Ini berarti pria misterius tersebut memiliki pengetahuan yang belum dikenal luas di dunia sains saat itu. Bergier yakin kalau pria itu adalah Fulcanelli.
Jacques Bergier

Yang lebih aneh lagi adalah, setelah kunjungan ke Bergier, American Office for Strategic Services (Cikal bakal CIA) mulai mengadakan penelitian yang ekstensif mengenai sosok Fulcanelli hingga akhir perang dunia II. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan semua ilmuwan yang memiliki pengetahuan awal mengenai nuklir untuk mencegah pembelotan kepada pihak musuh. Tetapi Fulcanelli tidak pernah ditemukan.

Pertemuan Terakhir Canseliet dan Fulcanelli
Dalam kesaksiannya puluhan tahun kemudian, Canseliet mengaku berjumpa lagi dengan Fulcanelli pada tahun 1954 dimana ia melihat Fulcanelli tidak bertambah tua. Ini menunjukkan kalau ia juga berhasil menemukan rahasia Elixir of Life.
"Master sudah sangat tua, namun 80 tahun seperti biasa saja baginya. 30 tahun kemudian, aku kembali melihatnya dan ia terlihat seperti seseorang yang berusia 50 tahun. Ia tidak terlihat lebih tua dibandingkan saya."
Saat itu Canseliet mengadakan perjalanan ke Seville, Spanyol, dimana ia dibawa melewati jalan yang berliku-liku menuju sebuah kastil besar yang berada di antara pegunungan. Setibanya disana, ia disambut oleh Fulcanelli sendiri.

Di dalam kastil, Canseliet mengaku melihat ada wanita dan anak-anak berpakaian seperti abad pertengahan. Lalu, Fulcanelli membawanya ke sebuah laboratorium dan mengijnkannya untuk melakukan eksperimen. Setelah perjumpaan itu, ia tidak pernah bertemu dengan Fulcanelli lagi.

Sosok Fulcanelli tidak pernah muncul lagi ke permukaan. Canseliet juga mengatakan kalau tahun itu adalah tahun terakhir perjumpaannya dengan tokoh misterius itu.

Jadi, disinilah misterinya berada. Apakah Fulcanelli benar-benar ada?

Siapa Fulcanelli Sebenarnya
Sejak kemunculannya, tokoh misterius ini telah menghantui para penganut alchemy dan okultisme di seluruh dunia hingga hari ini. Identitasnya yang tersembunyi membuat Fulcanelli dikultuskan oleh banyak kelompok alchemy di seluruh dunia.

Ada teori kalau Fulcanelli sebenarnya adalah anggota terakhir keluarga kerajaan Perancis, The Valois. Keluarga ini memang sejak lama telah tertarik dengan hal-hal magis dan mistik. Walaupun seluruh keluarga ini telah dibasmi oleh raja Henri III pada tahun 1589, namun ada keturunannya yang masih bertahan hingga tahun 1615.

Ada lagi teori yang mengatakan kalau Fulcanelli adalah penjual buku okultis, Pierre Dujols. Namun, Dujols diketahui bukan seorang alchemist sejati.

Yang lain percaya kalau Fulcanelli adalah salah satu dari tiga alchemist yang hidup di Perancis saat itu yang menggunakan pseudonim Auriger, Faugerons dan Dr.Jaubert. Namun, argumen melawan teori ini cukup masuk akal. Jika Fulcanelli adalah salah seorang dari mereka, mengapa menggunakan lebih dari satu nama alias?

Lalu, sebagian lagi mencurigai Pierre de Lesseps. Lambang keluarga Lesseps adalah kuda laut. Lambang Fulcanelli yang ditemukan di buku pertamanya juga kuda laut.


Patrick Riviere, murid Canseliet, punya pendapat berbeda. Ia percaya kalau Fulcanelli adalah Jules Violle, ahli fisika terkenal Perancis.
Jules Violle
Violle adalah seorang ahli fisika yang meneliti radiasi matahari dan penyerapannya oleh atmosfer.

Lalu, sebagian lagi percaya kalau Fulcanelli adalah F Jolivet Castelot, presiden dari Alchemist's Society of France tahun 1914. Pria ini juga merupakan anggota dari Ordo Kabalistik de la Rose-Croix yang legendaris. Kesimpulan ini diambil karena pada sampul belakang buku kedua Fulcanelli yang berjudul "Les Demeures Philosophales" terdapat lambang perisai Dom Robert Jollivet, seorang biarawan abad ke-13 yang juga mempelajari alchemy. Jadi, wajar kalau orang mengira Fulcanelli adalah keturunan langsung dari Castelot.

Yang lain, mencoba mengambil jalan tengah. Menurut mereka, Fulcanelli bukan pseudonim dari satu orang, melainkan merujuk kepada The Brotherhood of Heliopolis yang didirikan oleh Champagne dan Cansaliet.

Namun, dari semua dugaan tersebut, dugaan paling populer selalu berkisar kepada dua tokoh yang memperkenalkan Fulcanelli ke publik untuk pertama kalinya, Yaitu Canseliet dan Champagne. Kedua orang inilah yang terlibat langsung dengan buku Fulcanelli dan mengaku mengenal Fulcanelli secara pribadi.

Canseliet dan Champagne yang misterius
Apakah Canseliet adalah tokoh dibalik nama Fulcanelli?

Ada beberapa keberatan mengenai teori ini. Saat buku pertama Fulcanelli terbit, usia Canseliet masih 20an tahun. Ia dianggap masih terlalu muda untuk memperoleh pengetahuan luas mengenai subjek alchemy yang rumit. Lagipula, penelitian terhadap gaya bahasanya pada kata pengantar menunjukkan adanya perbedaan dengan gaya bahasa pada isi buku tersebut.

Karena itu, mata orangpun tertuju kepada Champagne, sang ilustrator buku Fulcanelli. saat buku itu terbit, umurya sudah 50 tahun lebih.

Penerbit buku Fulcanelli bernama Jean Schemit percaya kalau Champagne adalah Fulcanelli karena pada beberapa kesempatan Canseliet menyebut Champagne sebagai masternya. Champagne lahir tahun 1877 dan sudah mempelajari alchemy sejak usia 16 tahun. Tahun 1916. Ia bertemu Canseliet yang berusia 17 tahun dan mengangkatnya sebagai murid.

Menurut beberapa orang, Champagne pernah mengakui kepada mereka kalau ia adalah Fulcanelli. Menariknya, di buku Le Mystere des Cathedrales, ada moto yang tertulis: UBER CAMPA AGNA. Bunyi kalimat ini memiliki kesamaan fonetik dengan nama lengkap Champagne, Jean-Julien Hubert Champagne.

Argumen ini diperkuat dengan fakta kalau Champagne adalah sosok dibalik pendirian perkumpulan Freres d'Heliopolis.

Namun, ada beberapa hal yang membuat orang menolak teori ini, yaitu karakter Champagne yang sepertinya tidak sesuai dengan kriteria seorang master alchemist.

Champagne adalah seorang pembual. ia juga suka berkelakar, suka bersilat lidah dan juga sering mabuk. Jadi, wajar saja kalau ia kadang suka mengaku sebagai Fulcanelli. Ia meninggal tahun 1932 akibat infeksi yang parah. Jempol kakinya bahkan sampai lepas dengan sendirinya. Sangat tragis untuk seorang master alchemist sejati.

Sepeninggal Champagne, Eugene Canseliet terus melakukan penelitian di bidang alchemy hingga meninggal pada tahun 1982. Sebelum kematiannya, ia mengakui kalau ia gagal memecahkan rahasia Philosopher's Stone ataupun Elixir of Life.

Dengan demikian, identitas Fulcanelli yang misterius ikut terkubur bersama dengan kematiannya.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mysteri dibalik Apa arti Motto Alchemy ini ?
UBER CAMPA AGNA dari Fulcanell

Fulcanelli - Alchemist yang misterius
"Salah satu kisah paling aneh yang pernah muncul dari awan misteri yang menyelimuti ilmu kuno Alchemy adalah kisah yang menyangkut master modernnya, Fulcanelli"

---Kenneth Johnson, 1992---

1. uber[ oo-ber ]
adverb
having the specified property to an extreme or excessive degree; very:
an uber fancy restaurant.
adjective
designating a person or thing that exceeds the norms or limits of its kind or class:

2. Campagna
Campagna[ kam-pahn-yuh, kuh m-; Italian kahm-pah-nyah ]
noun, plural Cam·pa·gne [kam-pahn-yey, kuh m-; Italian kahm-pah-nye] for 2.
1.a low plain surrounding the city of Rome, Italy.

2. (lowercase) any flat open plain; champaign

.....

Latin
uber campa agna

fertile plains lamb
Dataran subur domba

Versi YatateR:

Tak lain dan tak bukan motto itu adalah merujuk pada : "Bocah Angon "
( Uga Wangsit Prabu Siliwangi)

Posting Komentar

Artikel Terkait