Rabu, 03 November 2010

Ikan Koi, Si Pembawa Hoki dan Gengsi

showa inazumaBanyak penggemar koi rela mengeluarkan puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk satu atau ekor koi. Bahkan, ada yang rela berburu hingga ke negeri orang. Tak hanya harganya yang mencengangkan, memelihara koi pun membutuhkan biaya yang tak sedikit.

Bisa dikatakan koi merupakan jenis ikan hias termahal di dunia saat ini. Harganya bahkan melampaui harga ikan arwana yang menjadi primadona ikan hias asli asal Indonesia. Itu karena koi bagaikan ratu kolam yang bergerak anggun. Sifatnya yang bersahabat dan kemolekan tubuh serta warnanya mempunyai daya tarik dan mampu meredakan stres.
Bahkan bagi pecinta koi, membicarakan ikan yang satu ini seakan tak pernah ada habisnya. Itu juga yang membuat komunitas pecinta koi, seperti Bogor Nishikigoi Club (BNC) selalu memiliki topik pembahasan seputar ikan koi bagi para anggotanya.

Sebagai salah seorang pecinta koi sejak enam tahun lalu, Business Development Department Head PT Graha Andrasentra Propertindo, Edwin Maramis mengatakan, itu karena koi bukan ikan asli. “Koi merupakan ikan yang awalnya adalah ikan carper dari Jerman, yang disilang-silang dengan ikan carper Cina atau Jepang, sehingga jadilah koi seperti sekarang ini,” kata Edwin kepada Jurnal Bogor, belum lama ini.
Edwin yang memiliki sekitar 70-an ekor koi di kolamnya itu mengatakan, memelihara koi pun membutuhkan biaya yang tak sedikit. “Sekitar Rp1,5 juta sebulan harus saya alokasikan untuk pemeliharaan koi, antara lain untuk obat, makanan, sirkulasi air dan oksigen, dan lain-lain,” ujarnya.
Namun, bagi Edwin kepuasan memelihara dan memiliki koi tak bisa dinilai dengan uang. Apalagi bila koi yang dimilikinya berhasil merebut tempat dalam berbagai lomba. “Tak hanya itu, dengan memiliki koi, saya juga bisa menambah teman dan kenalan sesama penggemar koi yang dampaknya sangat positif dan menunjang pekerjaan saya,” tambah lelaki kelahiran Malang, 25 November 1964 itu.
Memelihara koi, lanjut dia, tidak seperti memelihara ikan jenis lain, misalnya arwana yang juga sering dikatakan orang ikan pembawa hoki. “Bagi saya, arwana dipelihara untuk dinikmati keindahan sisiknya, sedangkan koi dipelihara untuk dinikmati keindahan tubuh dan warnanya. Semua kembali ke masing-masing orang, lebih suka memelihara hewan apa,” jelasnya.
Edwin sendiri tidak terlalu memikirkan tentang koi sebagai simbol keberuntungan dan simbol panjang umur bagi pemiliknya. “Mengenai hal itu, saya lihat sisi logisnya saja. Bila dikatakan koi membawa hoki, ya karena saya cukup aktif bertemu dan berkumpul bersama sesama penggemar koi yang notabene tentunya dari kalangan high class. Itu otomatis membuat bisnis saya berjualan rumah di Bogor Nirwana Residence jadi terbantu,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terkait