Daya Mineral (ESDM) langsung mengeluarkan larangan kepada kepada warga khususnya nelayan dan wisatawan untuk tidak mendekat pada radius dua kilometer.
"Aktivitas yang cukup sering seperti mengeluarkan gas terus-menerus, tentunya tanda terjadinya erupsi," kata Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, Agus Budianto kepada VIVAnews.com, di Jakarta, Selasa 2 November 2010.
Ia menjelaskan, gas yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau memang berbahaya dan mengandung racun. Gas itu memang harus keluar terlebih dahulu karena adanya tekanan magma di dalam gunung.
"Jika mengeluarkan gas seperti itu merupakan hal yang wajar, karena itu merupakan karakteristik Gunung Api," kata dia.
Berdasarkan data visual yang tercatat pada hari ini dari pukul 00.00 sampai pukul 18.00 WIB, jumlah kegempaan kisaran 300 kali. "Aktivitas Gunung Anak Krakatau memang sudah meningkat, bahkan sebelum Gunung Merapi Meletus 26 Oktober," ungkap dia.
Bahkan, status Gunung Anak Krakatau sudah meningkat menjadi waspada. Selain itu, akibat keluarnya gas Gunung Anak Krakatau itu mengakibatkan suhu air laut di perairan Selat Sunda meningkat. "Kenaikan suhu air laut akibat aliran material vulkanik yang jatuh ke laut," kata Agus.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, saat ini terdapat 19 Gunung Api yang statusnya waspada dari 68 Gunung Api di Indonesia.
"Jika banyak Gunung yang statusnya waspada itu merupakan hal yang wajar dalam sebuah siklus negara yang memiliki gunung api yang aktif seperti Indonesia. Kami terus melakukan pengamatan dan melaporkan setiap aktivitasnya," katanya.
Berikut daftar gunung api yang berstatus waspada:
1. Gunung Selawah Agam
2. Sinabung
3. Talang
4. Kerinci
5. Kabah
6. Anak Krakatau
7. Papandayan
8. Slamet
9. Bromo
10.Semeru
11. Batur
12. Anak Rinjani
13. Rokatenda
13. Egon
14. Soputan
15. Lokon
16. Gamalama
17. Dukunu
18. Karang etang
19. Ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar